APAKABARJABAR.COM – Bendungan Jatigede harus memberikan sisi kemanpaatan bagi masyarakat Sumedang dan sekitarnya.
Karena, pembangunan waduk terbesar di Asia Tenggara ini, telah mengorbankan nilai-nilai sejarah Sumedang yang tidak ternilai harganya.
Demikian kesimpulan ungkapan beberapa tokoh Sumedang yang sempat ditangkap Tim Jurnalis harian ini.
ADVERTISEMENT
Baca Juga:
Media Online Ini Siap Bantu Terbitkan Artikel Tugas Kampus di Media Online, Khusus untuk Mahasiswa
Shadenlouth Siap Hibur Pengunjung Cafe dan Tempat Nongkrong dengan Sajian Live Music
SCROLL TO RESUME CONTENT
Warisan sejarah Sumedang apa saja yang terbenam di dasar Bendungan Jatigede itu ?
BACA JUGA:
Kerja Sama Strategis: Kadin Indonesia dan BNSP Fokus Tingkatkan Kualitas Tenaga Kerja
Baca Juga:
Pertama, hilangnya makam-makam leluhur Sumedang, termasuk makam Prabu Guru Aji Putih dan sebagian keturunannya.
Prabu Guru Aji Putih, adalah pendiri Kerajaan Tembong Agung cikal bakal lahirnya Kabupaten Sumedang.
Prabu Guru Aji Putih seolah peletak batu pertama lahirnya Kerajaan Sumedang Larang yang sebelumnya bernama Kerajaan Hibar Buana.
Baca Juga:
Resmi Akui Kehilangan Jalur Pasokan Melalui Suriah, Ini Pernyataan Pemimpin Hizbullah, Naim Qassem
Inilah 5 Jenis Sayuran Berdaun Hijau yang Disarankan Dikonsumsi Saat Kondisi Hujan, Termasuk Bayam
Prabu Guru Aji Putih bersama permasurinya Nyi Mas Dewi Nawangwulan pasangan yang telah melahirkan pengayom-pengayom Sumedang berikutnya.
Warisan sejarah lainnya yang tenggelam bersama Bendungan Jatigede, hilangnya bekas-bekas kampung purba, terutama Kampung Muhara.
Kampung Muhara berada di Desa Leuwihideung Kecamatan Darmaraja, konon di kampung inilah Kerajaan Tembong Agung berdiri.
Di Desa Leuwihideung itu sendiri banyak makam-makam leluhur Sumedang yang tenggelam, untungnya Makam Paniis di Desa Cieunteung tidak tergenang.
Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.
Untuk menghormati leluhur Sumedang yang dimakamkan di Paniis, masyarakat sekitar makam tidak berani membangun rumah loteng, karena dianggap merendahkan leluhur di sana. ( Tatang Tarmedi ) ***
Artikel di atas juga sudah dìterbitkan di portal berita Daerah Hariansumedang.com
Sempatkan juga untuk membaca artikel menarik lainnya, di portal berita Fokussiber.com dan Seleb.news