APAKABARJABAR.COM – Capres nomor urut dua Prabowo Subianto menegaskan, Indonesia harus menjadi negara yang mandiri dan mampu mengelola kekayaan yang dimiliki dengan hati-hati.
Ia juga mengingatkan, intensi bangsa lain tidak selalu baik karena tidak ada teman yang abadi.
“Saya selalu ingatkan hati-hati karena persaingan antara bangsa kejam.”
ADVERTISEMENT
Baca Juga:
Bukan Ridwan Kamil, Pria Bernama Revelino Tuwaswey Ini Mengaku Ayah Biologis dari Anak Lisa Mariama
Golkar Serahkan Ridwan Kamil ke Proses Hukum dalam Kasus BJB, Bahlil: Biarlah Semua Itu Berproses
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Jangan mengira bangsa lain sayang dengan kita.
“There are no permanent friend and no permanent enemy, only permanent interest,” kata Prabowo
Baca artikel lainnya di sini : Prabowo Subianto Akui Lahir dari Keluarga yang Majemuk: Ada yang Kejawen, Ada yang Muslim, Ada yang Kristen
Baca Juga:
Polisi Bekasi Selidiki Selebgram Mega Amalia Ramadanti, Dugaan Lakukan Penipuan Modus Arisan Daring
Perlu Dicontoh Namun Harus Transparan, Penghapusan Tunggakan Pajak Bermotor Gubernur Dedi Mulyadi
Prabowo menyampaikan hal itu saat melakukan pertemuan dengan Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) di Graha Oikumene, Jakarta, Jumat (19/1/2024).
Ia melanjutkan, yang dimaksud dari kepentingan abadi (permanent interest) adalah keinginan sebuah negara untuk selalu memenuhi kebutuhan bangsanya sendiri.
Oleh karena itu, Indonesia harus bijaksana karena kekayaan alamnya banyak diinginkan oleh bangsa lain, sejak ratusan tahun lalu.
Lihat konten video lainnya, di sini: Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara, Ristadi : Tenang Pak Prabowo, Pekerja Buruh Bersama Bapak
Baca Juga:
Tanah Longsor di Desa Dayeuhkolot, Subang, Satu Warga Kampung Babakan Randu Dilaporkan Hilang
Termasuk Kabupaten Tasikmalaya, Kemedagri Umumkan 9 Daerah yang akan Laksanakan PSU Bulan April
Sebut Ataturk dan Mehmed II Sebagai Inspirasi, Prabowo Ungkap Kekaguman Terhadap Sejarah Turki
“Kepentingan abadi adalah ingin hidup cukup oleh semua bangsa, semua kelompok etnis, semua negara, semua kelompok manusia,” ujarnya.
“Dan yang punya kekayaan (untuk) memungkinkan hidup sejahtera di antaranya Indonesia. Apa yang kita tidak punya? Iya kan,” tambahnya.
Jika dikelola dengan baik, Indonesia mampu menjadi lumbung pangan dunia.
Selain itu, terdapat potensi besar menciptakan swasembada energi melalui pemanfaatan green energy.
Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.
“Energi kita nanti green tidak banyak negara bisa seperti kita, 100 persen kita bisa green energy_ dan 100 persen dari dalam negeri kita sendiri,” kata Prabowo.
Ia lalu mencontohkan biosolar kini sudah diolah sebagian dari kelapa sawit.
Ketika diolah 100 persen, maka Indonesia diperkirakan mampu menghemat sekitar 25 milyar dolar per tahun.
“Sekarang bisa bikin B35 persen solar dari kelapa sawit. Saya sudah bicara dengan beberapa pakar, kita bisa nanti B100 (atau) 100 persen solar dari kelapa sawit,” imbuhnya.
“Sekarang saja B35 kita sudah hemat kurang lebih 10 milyar dolar tiap tahun devisa.”
“Kalau nanti kita menuju ke B100, kita bisa hemat 25 miliar dolar tiap tahun,” ujar Prabowo.***